Photo source: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan belum lama ini meluncurkan program Sandiwara Sastra, sebuah sandiwara radio alih wahana yang akan menghidupkan kembali karya sastra Indonesia dalam bentuk siniar (podcast).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menyambut baik inisiasi program tersebut. Menurutnya, sastra menempati posisi penting dalam pemajuan budaya dan pembentukan karakter bangsa.
“Sandiwara Sastra bukan hanya sebagai karya seni dan inovasi. Lebih dari itu, ini adalah jalan untuk mengangkat literasi,” ujarnya saat taklimat media Sandiwara Sastra, pada Senin, 6 Juli 2020 secara daring, dikutip dari keterangan tertulis kemdikbud.go.id.
Senada dengan pernyataan Mendikbud, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid juga turut mengapresiasi komitmen untuk menghidupkan kembali karya sastra Indonesia melalui para seniman.
“Sandiwara radio dua puluh tahun lalu mengalami tantangan, ada media elektronik, televisi dan akhirnya dia meredup. Tapi sekarang secara tiba-tiba ada ketertarikan baru terhadap podcast, dan ternyata radio di daerah juga masih memainkan peran yang sangat penting. Bagi saya ini tanda bahwa ada komitmen luar biasa dari para seniman untuk menghidupkan kembali karya sastra,” tambahnya.
Sandiwara Sastra merupakan kolaborasi produksi antara Kemendikbud, Yayasan Titimangsa, dan KawanKawan Media. Alih wahana karya sastra ini diproduseri oleh Happy Salma dan Yulia Evina Bhara, serta sutradara Gunawan Maryanto.
Sementara itu, para aktor dan aktris yang terlibat antara lain Adinia Wirasti, Ario Bayu, Arswendy Bening Swara, Asmara Abigail, Atiqah Hasiholan, Chelsea Islan, Chicco Jerikho, Christine Hakim, Eva Celia, Happy Salma, Iqbaal Ramadhan, Jefri Nichol, Kevin Ardilova, Lukman Sardi, Lulu Tobing, Marsha Timothy, Mathias Muchus, Maudy Koesnaedi, Najwa Shihab, Nicholas Saputra, Nino Kayam, Oka Antara, Pevita Pearce, Reza Rahadian, Rio Dewanto, Tara Basro, Vino G. Bastian dan Widi Mulia.
Program ini akan mengadaptasi 10 karya sastra Indonesia, yakni Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari; novel Helen dan Sukanta karya Pidi Baiq; cerita pendek (cerpen) Kemerdekaan karya Putu Wijaya; cerpen Mencari Herman karya Dee Lestari; cerpen Berita dari Kebayoran karya Promoedya Ananta Toer; novel Lalita karya Ayu Utami; cerpen Seribu Kunang-kunang di Manhattan karya Umar Kayam; cerpen Persekot karya Eka Kurniawan; novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana, dan novel Orang-orang Oetimu karya Felix K. Nesi.
Alih wahana sastra ke dalam bentuk siniar ini sudah dapat didengarkan sejak Rabu, 8 Juli 2020 melalui podcast @budayakita. Saat ini suda ada dua episode yang dapat didengar masyarakat, yakni Mencari Herman karya Dewi Lestari dan Catatan Buat Emak dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Masing-masing episode berdurasi 20 – 30 menit dengan menggandeng 3 – 4 aktris/aktor yang berperan sebagai pemain maupun narator.
Tags