ID | EN

Trisna Husodo The Woman Behind Komma Webstore

Intip kisah sukses founder dari clothing line Komma.

Kecintaannya terhadap dunia fashion mendorongnya untuk terus berkarya di dunia fashion. Keseriusannya ini, ia mulai dari mendirikan clothing line sendiri yang bisa dipesan secara online. Atau lebih dikenal dengan istilah online shop.

Komma Webstore merupakan online shop yang sudah dikenal banyak orang, khususnya kalangan muda. Baginya, meraih sukses tidaklah cukup. Namun, selalu ada cerita dibalik usaha yang dirintis seseorang. Ingin tahu Trisna Husodo lebih dalam? Stay tuned!

Bagaimana awal mula Anda terjun ke dunia fashion?

Saya sudah memiliki minat terhadap fashion sejak saya masih duduk di bangku SMA. Sehingga pada akhirnya saya memutuskan untuk kuliah dan mengambil jurusan fashion design di Raffles Design School, Singapura.

Sempat ada perasaan takut dan tidak pede karena teman-teman seangkatan tidak ada yang mengambil jurusan fashion seperti saya. Namun, karena minat saya besar terhadap bidang fashion, akhirnya saya tetap mengikuti apa kata hati dan bertekad untuk serius menekuni bidang ini.

Mengapa namanya Komma? Apakah ada cerita di balik nama ini?

Pada dasarnya, Komma diambil dari kata koma (baca: tanda baca). Kemudian filosofi tersebut berlanjut terus sebelum ada tanda baca titik. Inti daripada nama tersebuat adalah terus berkarya selama kita sehat dan mampu.

Apa yang menjadi ciri khas desain Komma? Apa tema season terbaru dari Komma?

Sebetulnya ciri khas Komma itu membuat orang penasaran. Tergantung dari bagaimana setiap orang memadupadankannya, which Komma will provide and blend to anyone. Setiap desainnya memiliki twist, bentuk atau model, bahan, serta feeling yang berbeda, terutama pada bagian detil. Details is one of the major construction for Komma.

Photo source: Alinear doc.

Apakah Anda pernah mengalami kendala saat pertama kali menjalankan online shop? Bagaimana cara Anda menanggulanginya?

Pertama kali berkecimpung di bisnis ini, bisa dikatakan susah-susah gampang. Sebab pada awalnya Komma dimulai dari kecil. Untuk koleksi pertamanya saja waktu itu saya hanya buat 10 model, sehingga saya tidak terlalu kelabakan untuk mengatasi produksi dan juga komunikasi dengan klien.

Namun seiring dengan waktu, saya belajar berbagai macam karakter klien. Sejauh ini, belum ada klien yang complain. Paling saya kelabakan pada saat proses produksi saja. Apalagi bila proses produksi tersebut berdekatan dengan acara-acara bazaar yang akan saya ikuti.

Bisnis online shop memang menjanjikan. Namun selain mendapatkan pemasukan, keuntungan apa saja yang bisa didapatkan?

Pertama, tidak perlu setup toko fisik yang memakan dana besar. Kedua, administrasi bisa dilakukan sendiri. Ketiga, saat ini media sosial banyak membantu dan memudahkan orang untuk berbelanja serta menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Sehingga hal ini memudahkan bisnis maupun transaksi antara pengusaha dan klien, atau penjual dan pembeli.

Selain itu, dengan berkembangnya era digital saat ini orang yang mau berbelanja, tidak perlu repot-repot untuk datang mengunjungi tempat belanja. Cukup browsing apa yang hendak dicari, order, bayar, dan barang pun siap dikirimkan. Hemat waktu dan energi.

Photo source: Alinear doc.

Siapakah desainer favorit Anda? Kenapa Anda mengidolakannya?

Maison Martin Margiela. Dia adalah sosok yang tidak mau menonjolkan dirinya sendiri, tetapi menghasilkan karya-karya yang luar biasa di industri fashion. Bisa dikatakan dia adalah inspirasi saya untuk Komma. I’m super in love with him.

Terakhir, bagaimana Anda mendeskripsikan gaya berpakaian Anda sehari-hari?

Yang pasti saya memilih pakaian yang nyaman dikenakan dan tidak terlihat memaksa. Walaupun saya suka mengikuti tren yang sedang in, tapi kalau tidak cocok dengan kepribadian saya, ya… saya tidak mau memakainya. Malah nanti jadi seperti ondel-ondel lagi, hahaha

Scroll To Top