ID | EN

Naik KRL ke Rangkasbitung, Yuk Kunjungi 3 Wisata Menarik ini!

Naik KRL ke Rangkasbitung, Yuk Kunjungi 3 Wisata Menarik ini!

Anda yang terbiasa menggunakan sarana transportasi umum KRL commuter line pernahkah merasa penasaran seperti apakah stasiun Rangkasbitung, Banten, yang merupakan salah satu stasiun akhir untuk rute yang diawali dari Tanah Abang, Jakarta Pusat? Jika ya, bagaimana kalau akhir pekan ini Anda menjajal naik KRL hingga stasiun Rangkasbitung sekaligus menjelajahi kawasan yang cukup bersejarah itu?

Untuk jalan-jalan sehari ke Rangkasbitung, warga Jakarta bisa mendatangi stasiun Tanah Abang, Palmerah, Kebayoran, atau Pondok Ranji. Stasiun berikutnya masuk wilayah Banten, yakni Jurangmangu, Sudimara, Rawa Buntu, Serpong, Cisauk, Cicayur, Parung Panjang, Cilejit, Daru, Tenjo, Tigaraksa, Cikoya, Maja, Citeras, dan berakhir di Rangkasbitung.

Butuh waktu hampir dua jam untuk tiba di stasiun Rangkasbitung. Pemandangan sepanjang perjalanan terlihat kontras, dari pemandangan gedung-gedung tinggi, dan pemukiman padat penduduk di ibu kota, hingga hamparan persawahan, dan sungai besar menuju stasiun akhir di Banten tersebut.

Lalu setibanya di Rangkasbitung, tempat apa saja yang harus didatangi? Ini Dia Daftarnya.

1. Alun-alun Rangkasbitung

Photo Source: https://jakartabytrain.com/

Penumpang KRL sendiri umumnya keluar dari sisi kanan kereta. Dari sini, Anda bisa menuju pangkalan angkutan kota yang berada tepat di sebelah stasiun. Angkutan berwarna merah bata bernomor 04 tujuan Ona tersebut dapat mengantarkan Anda menuju Alun-alun Rangkasbitung dengan membayar Rp4.000 saja.

Di sini Anda bisa santai sejenak di tamannya yang rindang sambil menikmati jajanan yang banyak dijajakan pedagang di kawasan alun-alun. Juga terdapat beberapa lapangan yang biasa digunakan warga sekitar untuk berolahraga.

Alamat: Jalan Alun-Alun Utara, Muara Ciujung Barat, Rangkasbitung, Lebak, Banten 42312

2. Museum Multatuli
Tak jauh dari Alun-alun, Anda bisa melakukan wisata sejarah dengan mengunjungi Museum Multatuli. Bangunan ini sebenarnya merupakan rumah tua peninggalan Multatuli, nama pena yang digunakan Eduard Douwes Dekker saat membuat novel berjudul "Max Havelaar".

Photo Source: http://toptime.co.id/

Museum ini terbagi menjadi tujuh ruangan dan empat segmen. Segmen pertama menceritakan sejarah masuknya kolonialisme di Indonesia. Segmen kedua memaparkan Multatuli dan Max Havelaar. Adapun segmen ketiga menuturkan sejarah Banten dan Lebak. Sedangkan segmen keempat mengisahkan sejarah Rangkasbitung.

Alamat: Jl. Alun-Alun Timur No.8, Rangkasbitung, Lebak, Banten 42312
Jam Operasional: Setiap Hari: 08.00 – 15.00 WIB

3. Perpustakaan Saidjah Adinda
Nama Saidjah Adinda sendiri diambil dari salah satu nama karangan Multatuli. Bersama dengan Museum Multatuli, kedua bangunan ini menjadi ikon Kabupaten Lebak.

Perpustakaan Saidjah Adinda memiliki bentuk bangunan yang menyerupai leuit (lumbung padi masyarakat Suku Baduy). Tak jarang, banyak pengunjung yang datang ke sini hanya untuk berfoto-foto dengan latar bangunan ini, karena bentuknya yang unik.

Di dalamnya, perpustakaan ini menyimpan belasan ribu koleksi buku yang dapat dibaca masyarakat umum.

Photo Source: http://toptime.co.id/

Alamat: Jl. Rt Hardiwinangun No.3, Rangkasbitung Barat, Rangkasbitung, Lebak, Banten 42312
Jam Operasional: Setiap Hari: 08.00 – 15.00 WIB

Usai menjelajahi Rangkasbitung, waktunya pulang. Anda bisa memanfaatkan angkutan kota menuju stasiun KRL di jalur yang berada tepat di depan pintu masuk Rutan (Rumah Tahanan) Rangkasbitung.

Namun, saat sampai di dekat stasiun, Anda masih harus berjalan kaki sekitar 50 meter karena turun di sisi yang berlawanan di jalur searah. Selanjutnya, pembelian tiket KRL yang sayangnya masih manual, tapi tenang saja, Anda tidak akan mengantre lama, kok. Yuk, jalan-jalan ke Rangkasbitung menggunakan KRL!

Scroll To Top