Hampir semua anak kecil bisa memberi tahu Anda dari mana Sinterklas berasal, Kutub Utara. Tapi tahukah Anda bahwa perjalanan historisnya bahkan lebih panjang dan lebih fantastis dari perjalanannya mengelilingi dunia setiap satu tahun sekali?
Menjelang perayaan Natal seperti sekarang ini, pria berkostum merah lengkap dengan jenggot putih panjangnya itu lebih sering kita lihat di tayangan televisi dan pusat perbelanjaan. Biasanya, dia hadir dengan membawa sekarung hadiah untuk dibagi-bagikan ke anak-anak. Lantas bagaimana asal muasal hadirnya cerita Sinterklas atau Santa Claus tiap malam Natal?
Photo by Jonathan Borba on Unsplash
Rodenberg dan Wagenaar dalam “Essentializing ‘Black Pete’: competing narratives surrounding the Sinterklaas tradition in the Netherlands” yang dipublikasikan dalam International Journal of Heritage Studies, menyebutkan bahwa cerita Sinterklas terilhami oleh Saint Nicolas, seorang uskup asal Myra yang hidup sekitar abad ke-3 Masehi.
Nicolas yang memiliki sikap dermawan dan suka berbagi kepada orang-orang miskin lantas menginspirasi ‘lahirnya’ cerita Sinterklas di Belanda. Karena hal itu pula lah, Sinterklas digambarkan layaknya uskup, lengkap dengan jubah keuskupan, topi uskup yang disebut mitre, dan tongkat gembala uskup yang melingkar di bagian atasnya.
Masyarakat Belanda menceritakan bahwa Sinterklas berasal dari Spanyol. Dia memiliki rambut gondrong dan jenggot putih. Setiap malam Natal, Sinterklas selalu berkelana mengunjungi satu rumah ke rumah lain. Tak ketinggalan, ke mana pun ia pergi, Zwarte Piet atau Piet Hitam, selalu mengikutinya. Piet bertugas membantu Sinterklas membagikan hadiah untuk anak-anak pada tanggal 5 Desember.
Photo by Anderson W Rangel on Unsplash
Di Indonesia sendiri, penyebutan Sinterklas lebih sering digunakan dibanding Santa Claus. Selain lebih mudah mengucapkannya, nama Sinterklas juga merupakan salah satu warisan Belanda dulu. Pada masa penjajahan, orang-orang Belanda di Indonesia kerap merayakan Hari Sinterklas setiap 5 Desember.
Bahkan, Sinterklas yang datang ke Batavia disambut pejabat setempat dan diarak keliling kota agar semua masyarakat dapat melihatnya. Tradisi itu bertahan hingga tahun 1957 sebelum Presiden Soekarno melarangnya akibat hubungan RI-Belanda yang memanas karena isu Irian Barat. Kebijakan tersebut lantas dikenal dengan sebutan "Sinterklas Hitam". Adapun di Belanda, tradisi Sinterklas masih bertahan hingga saat ini.
Tags
#Checkinjakarta
#Jakarta
#Indonesia
#Lifestyle
#Gayahidup
#Info
#Fyi
#Foryourinformation
#Tahukahanda
#Sekilasfakta
#Facts
#Santaclaus
#Christmas
#Natal
#Sinterklas
#Sinterklaas
#Funfact
#History
#Fact
#Didyouknow
#Christmaseve
#Festive
#Christmas-Eve
#X-Mas
#Perayaan-Natal
#Tentang-Sinterklas
#Sejarah-Sinterklas
#Asalmuasal
#Alinear
#Alinearindonesia