ID | EN

Anda Seorang Marketer? Hindari 5 Kata Berikut Ini!

5 kata yang harus dihindari seorang marketer. Cek di sini!

Marketing atau pemasaran dilakukan agar produk atau brand Anda menjadi lebih dikenal oleh banyak orang. Namun, apabila salah dalam menggunakan teknik marketing bisa jadi tingkat brand awareness masyarakat terhadap Anda menjadi buruk. Hal tersebut bisa terjadi akibat salah dalam menggunakan kata, lho. Menurut Graham Robertson, Presiden dan CMO Beloved Brands, setidaknya ada 5 kata yang harus dihindari dalam marketing. Yuk, cari tahu di artikel berikut!

1. Relevan
Ketika seorang marketer berkata, ”Kita harus relevan”, kata tersebut menjadi ambigu karena terlalu sering digunakan dalam dunia marketing sehingga memiliki arti yang luas dan bisa memiliki arti yang berbeda-beda. Karena itu ditemukan benang merah antara kata “relevan” dan “bagus”, padahal belum tentu dua kata tersebut memiliki maksud yang sama. Jadi lebih baik hindari kata ini. 

2. Awareness
Kata ini tentunya sudah memiliki arti yang pasti. Karena saat melakukan teknik marketing, tentu saja Anda sedang berusaha mendapatkan awareness dari para audiens. Karena sudah memiliki tujuan yang jelas, seseorang yang terlalu sering menggunakan kata awareness sering dinilai sebagai pemalas. Maka dari itu gunakan kata selain awareness agar lebih kreatif dan dapat lebih menarik audiens.

3. Target Pasar
Anda harus lebih detail dan juga mendalam dalam menentukan target pasar. Jangan hanya sekedar menulis usia dan jenis pekerjaan saja, namun Anda harus mengombinasikan antara demografis dan juga psikografis seperti usia, jenis kelamin, tingkat pemasukan, tingkah laku, hingga kepercayaan agar target Anda lebih terfokus. Tidak menutup kemungkinan Anda juga bisa menyasar pasar di luar target tersebut. 

4. Benefits
Tentunya dalam melakukan marketing, tujuan utamanya adalah untuk menjual. Saat orang melakukan penjualan pastinya ada keuntungan tertentu yang disasar. Karena sudah terlalu jelas, maka sebaiknya Anda lebih mendetail seperti membahas keuntungan rasional dan emosional. Dengan ini produk Anda pastinya akan lebih “mengenai” customer. 

5. Brand
Saat ini banyak perusahaan yang nampak kebingungan membedakan “brand” dan juga “produk” marketing. Padahal keduanya berbeda, di mana departemen brand seharusnya menangani public relation, brand advertising, website, dan juga event. Sedangkan departemen produk menangani produk baru, pricing, distribusi, dan juga periklanan yang berorientasi pada produk dan promosi. Keduanya memiliki cara dan tujuan masing-masing dalam melakukan marketing, karena itulah bedakan keduanya agar teknik marketing Anda bisa lebih luas dan fokus.

Scroll To Top