Anda yang terbiasa menaiki MRT Jakarta mungkin sudah tahu salah satu aturan yang berlaku bagi para penumpang, yaitu untuk tidak bersandar di tepi peron. Tapi apakah Anda tahu alasannya? Di beberapa stasiun MRT (Moda Raya Terpadu), pintu tepi peron ternyata bukan lah pembatas biasa. Ia memiliki fungsi penting dalam sistem MRT.
Pintu tepi peron sebenarnya memiliki nama PSD (Platform Screen Door) yang membatasi area peron dengan rel kereta. Fungsi utama PSD adalah menjamin keselamatan penumpang. Risiko penumpang terjatuh ke rel kereta atau terjepit dapat ditekan dengan bantuan alat ini. Dikutip dari laman resmi PT MRT Jakarta, sebanyak enam stasiun MRT bawah tanah dipasangi PSD setinggi dua meter, sedangkan tujuh stasiun layang dipasangi PSD setinggi 1,3 meter. Semua PSD dibuat menggunakan kaca bening yang tahan getaran.
Sebagian PSD merupakan pintu geser otomatis atau ASD (Automatic Sliding Door) yang dilengkapi sensor untuk mencegah penumpang terjepit di antara pintu. Di samping itu ASD juga dilengkapi lampu indikator dan pengeras suara sebagai tanda pintu terbuka maupun tertutup. Yang menarik, pintu ini ternyata telah tersambung dengan sistem persinyalan kereta, bernama communication-based train control.
Pintu dapat mendeteksi saat kereta akan datang atau pergi, sehingga akan terbuka dan tertutup secara otomatis bersamaan dengan terbuka dan tertutupnya pintu kereta. Fitur ini pula yang menyebabkan posisi pintu kereta selalu tepat berhadapan dengan PSD. Itu lah sebabnya mengapa penumpang dilarang bersandar, karena khawatir akan menyebabkan gangguan pada PSD.