Sadar atau tidak, beberapa dari Anda mungkin ada yang pernah atau bahkan sering membeli produk makanan karena terpengaruh dengan iklan. Misalnya Anda yang sedang diet dan ingin beralih ke makanan ringan yang menonjolkan bahan dasar sayuran.
Tapi tunggu dulu, Anda juga perlu membaca label gizi yang biasanya tertera di belakang kemasan produk, yang tertulis sebagai Informasi Nilai Gizi atau Nutrition Facts. Karena bisa saja produk tersebut masih mengandung lemak dan karbohidrat yang tinggi.
Nah, apakah Anda termasuk orang yang sudah cermat dalam memilih produk makanan ataupun minuman yang Anda beli? Kalau belum, ada baiknya Anda membaca tips berikut ini!
1. Cermati Takaran Saji
Takaran saji atau biasa ditulis serving size dalam label gizi adalah jumlah porsi yang dianjurkan untuk satu kali makan. Sementara jumlah saji per kemasan adalah jumlah total dari satu bungkus produk yang Anda makan.
Hal ini perlu dicermati apalagi bagi Anda mempunyai kebutuhan khusus seperti diet penyakit untuk diabetes, jantung, ataupun Anda yang sekedar ingin menurunkan berat badan. Karena kalau Anda langsung menghabiskan satu bungkus dalam sekali makan, tentu Anda akan menimbun kalori yang lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Photo source: Alinear doc.
2. Cek Jumlah Kalori Per Porsi
Nah, ini dia yang mungkin sering luput dari perhatian Anda. Jumlah kalori, atau di beberapa produk makanan juga dituliskan sebagai energi total, yaitu kalori yang dihasilkan dari tiap 1 takaran saji. Yup, 1 takaran saji lho ya, tidak selalu satu bungkus.
Hal ini tak lepas dari keterangan di poin pertama. Misalnya di suatu produk makanan ringan tertulis energi total 50 kkal dan jumlah saji per kemasan 6, berarti kalau Anda langsung menghabiskan satu bungkus, kalori yang masuk ke tubuh Anda adalah 300 kkal. Besarnya kalori ini sebenarnya setara dengan satu kali porsi makan besar, lho.
Untuk itu ada baiknya Anda batasi sesuai dengan jumlah saji per kemasan. Lagipula, kalau tak langsung Anda habiskan, Anda juga bisa menghemat uang saku, kan?
3. Perhatikan Asupan Lemak
Anda juga akan melihat tulisan “Jumlah Energi dari Lemak”. Ini berarti jumlah kalori yang akan dihasilkan dari lemak dalam makanan tersebut. Cara menghitungnya sama dengan menghitung energi total di poin kedua.
Selain itu, Anda juga harus memerhatikan Total Lemak, Lemak Jenuh, dan Kolesterol. Mengapa? Tentu saja karena untuk Anda yang berdiet, lemak adalah hal yang wajib dibatasi. Apalagi lemak jenuh adalah jenis lemak yang ”jahat” untuk kelangsungan diet Anda.
Dan jangan salah, snack pilihan Anda yang berbahan dasar sayuran belum tentu rendah lemak, apalagi kalau dibuat dengan cara digoreng. Sayang, dong, kalau diet Anda gagal hanya karena tergiur dengan iklan.
Photo source: http://www.everydayhealth.com
4. Ketahui Apa yang Harus Dibatasi
Selain lemak, zat gizi yang harus Anda batasi dan juga tertulis di Informasi Nilai Gizi adalah sodium, atau ada juga yang ditulis dengan natrium. Sodium atau natrium ini adalah sumber garam. Garam memang dibutuhkan dalam tubuh, tapi jika berlebihan bisa menghambat keberhasilan diet Anda. Hal ini juga harus dicermati bagi Anda atau keluarga yang memiliki penyakit darah tinggi.
5. Jangan Lupa Karbohidratnya!
Yang tak kalah penting adalah total karbohidrat. Yup, karbohidrat memang dibutuhkan sebagai sumber energi dalam tubuh. Tapi ingat, Anda juga akan mendapat karbohidrat dari sumber lain selain produk makanan selingan ini. Apalagi kelebihan karbohidrat nantinya akan diproses oleh tubuh sebagai cadangan lemak, lho.
Anda akan menemukan 2 kolom di bawah total karbohidrat, yaitu Serat Pangan dan Gula. Kandungan Serat Pangan yang tinggi justru bagus untuk diet Anda karena baik untuk sistem pencernaan. Nah, untuk gula, tentu Anda harus membatasinya dalam diet Anda.
6. Pantau Angka Kecukupan Gizi
Angka-angka dalam satuan persen yang tertulis di kolom bagian kanan adalah Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau daily value (DV).
Misalnya tertulis keterangan total lemaknya sebanyak 10%, berarti dengan Anda mengonsumsi sejumlah 1 takaran saji produk tersebut, sudah memenuhi 10% dari total lemak yang dibutuhkan tubuh Anda. Biasanya tertulis %AKG* atau %DV*. Tanda bintang di akhir tersebut bersambung ke catatan kaki yang biasanya berbunyi “%AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi Anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.”
Yup, kalori yang dibutuhkan setiap orang berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor antara lain jenis kelamin, usia, dan aktivitas.
Photo source: http://www.kl2real.gov
7. Komposisi
Jangan lupa juga untuk membaca komposisi produk. Sedikit bocoran, bahan yang tertulis di urutan pertama komposisi adalah bahan yang digunakan dengan jumlah paling banyak di pembuatan produk tersebut.
Dan seterusnya sampai bahan yang ditulis paling akhir, berarti bahan tersebut dicampurkan dalam jumlah yang paling sedikit. Coba cermati apakah kudapan Anda benar-benar terbuat dari 100% sayuran, atau hanya perisa atau aroma sayuran saja.
8. Keterangan Lain
Keterangan lain yang akan Anda temukan adalah protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan besi. Kolom ini yang tak perlu Anda khawatirkan untuk diet Anda, bahkan kebutuhan Anda akan zat gizi ini harus tercukupi. Tapi jangan lupa, jumlah yang berlebihan tentu tidak baik. Jadi, sudah siap menjadi pembeli produk makanan yang cermat?