Photo by Annie Spratt on Unsplash
Setiap tempat kerja pasti memiliki karyawan dengan kepribadian yang berbeda, dan tidak semuanya cocok dengan Anda. Namun sebagai pekerja profesional, Anda tidak dapat menghindari apalagi bermusuhan dengan rekan kerja yang menyebalkan. Ini dia lima tipe teman kantor yang menyebalkan dan cara menghadapinya.
1. Si Pemalas
Anda memiliki rekan kerja yang lebih sering bermain game di ponselnya, streaming drama seri, atau bahkan tidur dari pada bekerja? Tentunya sangat tidak menyenangkan, bukan? Apalagi jika Anda berada satu divisi dengannya. Lalu bagaimana cara menghadapinya?
Anda memiliki rekan kerja yang lebih sering bermain game di ponselnya, streaming drama seri, atau bahkan tidur dari pada bekerja? Tentunya sangat tidak menyenangkan, bukan? Apalagi jika Anda berada satu divisi dengannya. Lalu bagaimana cara menghadapinya?
Anda punya dua pilihan, mengacuhkan atau menegurnya. Namun, bila kemalasan orang tersebut sudah menggangu pekerjaan Anda, tentu Anda harus menegurnya atau mengadukannya ke atasan.
Photo by Austin Distel on Unsplash
2. Si Penasaran
Awalnya mungkin menyenangkan memiliki rekan yang sepertinya perhatian atau ingin tahu mengenai diri Anda lebih dekat. Namun, jika orang tersebut ternyata banyak bertanya tentang kehidupan pribadi Anda, pastinya akan sangat mengganggu.
Awalnya mungkin menyenangkan memiliki rekan yang sepertinya perhatian atau ingin tahu mengenai diri Anda lebih dekat. Namun, jika orang tersebut ternyata banyak bertanya tentang kehidupan pribadi Anda, pastinya akan sangat mengganggu.
Satu-satunya solusi menghadapi orang tersebut adalah menyatakan secara langsung bahwa pertanyaan-pertanyaan itu terlalu personal atau rahasia.
3. Si Sering Ngajak Ngobrol
Para karyawan tentu tidak hanya datang ke kantor untuk bekerja. Mereka juga ingin bercengkrama dengan teman-teman sekantor terutama yang sudah sangat dekat. Namun, terlalu sering berbincang atau bahkan bercanda juga tidak baik karena dapat membuat pekerjaan terbengkalai. Untuk itu, tidak ada salahnya sesekali memberhentikan sesi mengobrol. Jika rekan Anda bersikeras ingin bercerita, beri tenggat waktu, misalnya lima belas menit.
Para karyawan tentu tidak hanya datang ke kantor untuk bekerja. Mereka juga ingin bercengkrama dengan teman-teman sekantor terutama yang sudah sangat dekat. Namun, terlalu sering berbincang atau bahkan bercanda juga tidak baik karena dapat membuat pekerjaan terbengkalai. Untuk itu, tidak ada salahnya sesekali memberhentikan sesi mengobrol. Jika rekan Anda bersikeras ingin bercerita, beri tenggat waktu, misalnya lima belas menit.
Photo by Marília Castelli on Unsplash
4. Si Temperamental
Tentu tidak menyenangkan punya teman kantor yang mudah marah. Saat orang tersebut marah dengan Anda, suasana hati pun jadi tidak enak untuk bekerja. Biasanya orang seperti itu juga membawa pengaruh negatif bagi rekan-rekan sekantor.
Tentu tidak menyenangkan punya teman kantor yang mudah marah. Saat orang tersebut marah dengan Anda, suasana hati pun jadi tidak enak untuk bekerja. Biasanya orang seperti itu juga membawa pengaruh negatif bagi rekan-rekan sekantor.
Jika bisa, coba ajak bicara orang tersebut agar jangan mudah terpancing emosinya dalam menghadapi berbagai hal. Bila Anda merasa tidak berhak memberitahunya karena merupakan bawahan, berbicaralah dengan manajer atau pihak personalia yang mempunyai hak untuk menengahkan. Kalau masih tidak bisa, Anda bisa memulai sebuah candaan agar suasana mencair.
5. Si Sok Tahu
Orang yang sok tahu biasanya selalu memiliki opini sendiri mengenai apapun. Yang membuatnya begitu menyebalkan adalah orang tersebut tidak melihat terlebih dahulu apakah opininya sesuai fakta atau tidak. Langkah terbaik dalam menghadapinya adalah dengan tidak mengindahkan pendapat tersebut jika memang tidak benar atau jelaskan jika perkataannya salah dengan fakta yang sebenarnya.
Orang yang sok tahu biasanya selalu memiliki opini sendiri mengenai apapun. Yang membuatnya begitu menyebalkan adalah orang tersebut tidak melihat terlebih dahulu apakah opininya sesuai fakta atau tidak. Langkah terbaik dalam menghadapinya adalah dengan tidak mengindahkan pendapat tersebut jika memang tidak benar atau jelaskan jika perkataannya salah dengan fakta yang sebenarnya.
Tags