Sebagai salah satu kebutuhan utama manusia, makanan menawarkan cukup banyak celah bisnis untuk digarap. Bagi mereka yang tak memiliki banyak modal dan kemampuan memasak yang pas-pasan, menjual makanan olahan, seperti nasi goreng keliling dengan gerobak adalah salah satu pilihan ide usaha.
Tentunya, peluang usaha kuliner untuk yang kekurangan modal tidak hanya sampai di situ. Di saat daya beli masyarakat semakin meningkat, keinginan menikmati makanan pun semakin beragam.
Peluang usaha kuliner juga bisa datang dari kebutuhan untuk mengemil, alias menikmati makanan ringan. Inilah yang melahirkan tempat-tempat semacam kafe kecil-kecilan.
Ya, saat ini kafe bukan lagi tempat asing bagi kita yang tinggal di perkotaan. Kafe yang konsepnya datang dari luar negeri itu merujuk ke tempat orang bercengkerama sambil menikmati aneka minuman dan makanan ringan.
Memang, konsep kafe di sini lebih mengarah ke kedai kopi. Namun, jika kita mendengar kata “kedai kopi”, kita pasti akan terbayang akan tempat ngopi seadanya yang bergaya jadul.
Kebanyakan pebisnis kuliner saat ini pun lebih suka menyandingkan kata “kafe’ di papan nama tempat usahanya ketimbang “kedai kopi”. Selain memberikan kesan yang lebih menarik, konsep kafe pun lebih fleksibel. Paling tidak, dalam ragam minuman yang ditawarkan.
Nah, jika Anda tertarik untuk terjun ke bisnis kuliner, dan berniat untuk membuka kafe, berikut beberapa hal yang harus Anda perhatikan dan persiapkan dengan matang.
1. Merancang Konsep
Jika dirangkum, poin ini akan menjawab tentang apa yang ingin Anda tawarkan ke pengunjung. Kalau bicara tentang kafe, pastilah garis besar yang ditawarkan adalah minuman dan makanan ringan, serta kenyamanan.
Namun, jawaban itu harus dapat Anda perinci lagi, agar tak tersesat saat memulai usaha. Ambil contoh untuk minuman, apa saja jenis minuman yang ingin Anda tawarkan? Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda bisa menggunakan kemampuan Anda sebagai pertimbangan.
Banyak pemilik kafe saat ini memilih kopi sebagai menu minuman utama, karena mereka memiliki sumber daya yang ahli untuk urusan meracik kopi.
Anda juga bisa memilih konsep kafe yang lebih mengarah ke tempat nyaman untuk hangout dibanding hidangannya.
2. Jenis Hidangan
Garis besar konsep kafe Anda tentunya harus diterjemahkan lebih detail lagi. Sebagai contoh, Anda memilih sajian kopi sebagai magnet untuk menarik pengunjung. Anda harus memastikan minuman dan makanan apa saja yang akan menjadi unggulan. Kalau memilih kopi sebagai sajian utama, maka specialty coffee tentu patut dipertimbangkan.
Jika ingin berkonsep specialty coffee sebagai menu andalan, Anda bisa membatasi menu makanan yang ditawarkan.
3. Pasokan Bahan
Kemudahan mencari, dan mengamankan pasokan bahan seharusnya termasuk dalam pertimbangan Anda saat menyusun daftar menu untuk kafe Anda. Tentu, Anda akan menemukan kesulitan di kemudian hari jika berfokus pada specialty coffee, tetapi tidak tahu pasokan kopi Robusta yang paling nikmat, misalnya.
Nah, mengamankan pasokan biji kopi ini sangat penting kalau ingin menyajikan kopi khusus. Salah satu strateginya bisa dengan mencari lebih dari satu pemasok.
Selain mengamankan pasokan, pengelolaan persediaan juga patut diperhatikan. Terutama pengelolaan stok kopi.
Jika berencana melakukan roasting sendiri, ada baiknya membatasi waktu penyimpanan biji kopi yang telah dimasak. Waktu penyimpanan yang baik biasanya selama dua bulan. Kalau lebih dari itu, kemungkinan rasanya akan berbeda dan kurang nikmat saat disajikan.
Jika memilih kopi sebagai sajian utama, maka bahan minuman lain yang biasanya ada seperti gula ataupun susu tak boleh luput dari perhatian. Untuk kedua bahan ini, tentu tidak sulit mencari pemasok ataupun mengelolanya. Harga bisa jadi pertimbangan utama saat memilih pemasok.
Untuk memastikan pengelolaan stok lebih teratur, ada baiknya menggunakan software atau aplikasi khusus. Aplikasi memungkinkan catatan keluar masuk stok menjadi lebih rapi. Anda juga bisa menggunakan jejak rekam penggunaan stok dalam menentukan kapan harus belanja.
4. Pekerja
Jika ingin memulai kafe dari awal, tak perlu merekrut pekerja hingga belasan orang. Anda bisa merekrut cukup dua orang saja. Dua orang cukup jika kafe Anda beroperasi dari sore hingga tengah malam.
Dua pegawai itu haruslah memiliki tugas yang berbeda. Satu pegawai untuk mengurus bagian kopi dan satunya lagi menyiapkan makanan.
5. Lokasi
Seperti kebanyakan tempat usaha lain, tentu lokasi yang paling ideal adalah yang berada dalam pandangan mata dan jangkauan kaki banyak orang. Jika berada di pusat keramaian, seperti mal, tentu lebih baik lagi.
Sayangnya, lokasi seperti itu bisa jadi berada di luar jangkauan para pebisnis pemula, karena harga sewa yang cenderung mahal. Anda bisa menyiasatinya dengan membuka kafe di pinggir jalan besar, tak harus jalan utama. Bisa juga memilih lokasi di sekitar lingkungan sekolah atau kampus. Tak perlu mendirikan kafe dengan area yang luas, kafe kecil dengan suasana nyaman dan sajian yang menggugah selera pun sudah cukup.