Jika mendengar kata OVO, mungkin Anda akan langsung teringat pada sistem pembayaran salah satu perusahaan ojek online atau aplikasi yang digunakan untuk membayar biaya parkir di mal-mal milik Lippo Group. Sejak muncul dua tahun silam, OVO memang memperkenalkan diri dengan bernaung di bawah merchant serta unit yang masih berhubungan dengan perusahaan besar tersebut.
Meski begitu, OVO sebenarnya dirancang dengan prinsip open platform. Hal itu yang kemudian membuatnya menjadi layanan teknologi keuangan yang dapat merambah bisnisnya ke unit usaha di luar Lippo Group dan tidak lagi bergantung pada Lippo. Saat ini, OVO telah bekerja sama dengan lebih dari 32.000 merchant dalam layanannya. Dari total tersebut, yang merupakan bagian dari Lippo Group hanya berkisar 3 – 5%.
Awalnya OVO berupaya menggaet konsumen atau pengguna dengan menawarkan promo atau penawaran menarik seperti cashback 30% di beberapa outlet f & b. Cara ini dinilai cukup ampuh menarik minat masyarakat, namun tidak hanya sampai di situ, karena OVO juga menargetkan capaian lain, tak sekadar menambah jumlah pengguna, tapi juga menjadikan OVO sebagai dompet utama para penggunanya.
Ke depannya, layanan OVO akan dikembangkan dari yang saat ini sebagian besar digunakan sebagai alat pembayaran, akan ada fitur lainnya seperti layanan pinjaman, tabungan, hingga investasi. Kini OVO memberikan kemudahan tak hanya untuk membayar parkir, tapi juga pembayaran asuransi, berbagai tagihan, dan masih banyak lagi. Isi ulang saldo pun selain bisa dilakukan di OVO Booth, juga bisa dilakukan di ATM, Alfamart, internet atau mobile banking, dan menggunakan kartu debit. Belum lama ini OVO juga bekerja sama dengan Tokopedia sebagai salah satu alat pembayaran mereka, menggantikan TokoCash.