ID | EN

The Oldest Pub in Town

The Jaya Pub, bar tertua di Jakarta.

Dibandingkan bar lainnya yang tersebar di berbagai penjuru Ibu Kota, The Jaya Pub terlihat sudah berumur. Kontras dengan bar bergaya edgy atau bertema taman yang kini banyak bermunculan di Jakarta. Ya, usia pub di Jakarta ini memang tak lagi muda. Sudah ada sejak tahun 1975, Jaya Pub berhasil bertahan hingga saat ini di tengah banyaknya tempat hiburan malam baru di Jakarta.

Kembali ke masa lalu, saat pertama kali dibuka oleh pasangan almarhum Frans Tumbuan dan Rima Melati, bisa dibilang European pub ini adalah bar paling keren pada masanya. Bukan hanya karena pemiliknya adalah pasangan selebriti ternama, tetapi juga karena memiliki suasana yang tidak dimiliki bar lain di Jakarta, saat itu.

Ketenaran The Jaya Pub pun terdengar hingga ke mancanegara. Banyak turis asing yang penasaran dan berkunjung. Bahkan selebriti dan musisi internasional pun pernah menginjakkan kaki mereka di sini. Beberapa di antaranya adalah Richard Anderson pemenang Oscar dari film seri Six Million Dollar Man, Mike Connors pemeran detektif Joe Mannix, Wittekke Van Dorp penyanyi dan aktris Belanda, penyanyi James Brown dan Dionne Warwick, Erik Estrada aktor film Chips, Keith Martin, serta Chris Mitchum aktor Hollywood yang juga lawan main almarhum Frans Tumbuan. Bahkan seniman legendaris WS Rendra pernah membacakan puisinya di sini.

Lainnya, pelukis Astari Rasyid, musisi Once, Sandy Sondhoro, Reza Artamevia, dan Addie MS, hingga kini juga sering datang berkunjung. Alasan mereka tetap kembali ke bar tersebut adalah nuansa ‘jadul’ yang membuat mereka rindu.

Meski merupakan bar tua di Jakarta dan banyak pengunjung paruh baya, namun tak sedikit anak muda yang datang ke sini. Mereka mengaku suasana oldies di Jaya Pub membuat mereka menyukai tempat ini. The Jaya Pub juga pas untuk seru-seruan bersama teman. Di bar ini, usia memang bukan perkara. Tua-muda berbaur dengan santainya. Tidak adanya WiFi gratis, koleksi minuman dan menu makanan yang tak terlalu banyak, juga tidak menjadi masalah. Selama ada bir, kawan-kawan, serta musik jadul yang dengan mudahnya memancing nostalgia.

Denting gelas koktail dan botol-botol bir beradu dengan lagu-lagu oldies yang dibawakan home band dengan penuh semangat, lengkap dengan dansa-dansanya. Sesekali, tangan pengunjung meraih terompet jadul seperti milik tukang roti yang bergelantungan di atap dan membunyikannya sebagai tanda apresiasi terhadap penampilan band.

Selain terompet tukang roti, hampir seluruh area Jaya Pub dijejali furnitur-furnitur retro. Beberapa perabotan bahkan sudah ada sejak Jaya Pub dibuka, begitu pun dekorasinya yang tak banyak berubah. Di dindingnya, Anda akan menemukan beberapa foto dan poster film jadul.

Soal makanan, Jaya Pub juga memiliki menu legendaris. Steak buatan bar berusia 44 tahun inisudah melegenda di seantero Ibu Kota. Spesialisasi menu makanan di sini memang Western food. Musik yang seru, makanan yang nikmat, serta pelayanan yang ramah dengan suasana autentik yang tetap bertahan, mungkin menjadi penyebab Jaya Pub berumur panjang.

 

Instagram: @jayapub_jkt

Scroll To Top