Awal Februari lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meresmikan lokasi baru Galeri Buku Bengkel Deklamasi, di Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat. Galeri Buku Bengkel Deklamasi yang semula berlokasi di bagian pojok sebelah gedung Graha Bakti Budaya, kini dipindahkan ke lantai dasar gedung Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) DKI Jakarta TIM.
Seniman Jose Rizal Manua selaku pemilik galeri buku ini mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta yang peduli terhadap seniman, literasi dan sastra. "Saya ucapkan terima kasih kepada Pemprov DKI Jakarta. Saya surprise Pemprov DKI peduli pada literasi," ungkap Jose saat peresmian Galeri Buku Bengkel, Rabu (02/02).
Galeri Buku Bengkel Deklamasi sendiri sudah berdiri sejak tahun 1996 lalu, umurnya kini sudah hampir 24 tahun. Keberadaannya telah mewarnai geliat seni, budaya dan sastra di tanah air. Di dalam galeri buku ini, tersimpan ribuan buku mulai dari karya sastra, budaya, sosial, dan masih banyak lagi. Bahkan, buku-buku karya pujangga besar tanah air dan dari luar negeri pun tersimpan rapi di sini.
Tak heran jika Galeri Buku Bengkel Deklamasi hingga kini menjadi tempat ‘nongkrong’ para penyair, budayawan, seniman, akademisi hingga aktivis. Di sini, mereka bisa dengan mudah mendapatkan buku-buku langka terbitan pertama dalam bahasa asli.
Selain sebagai pemilik, Jose Rizal Manua sendiri juga merupakan sutradara teater yang pernah menyabet penghargaan sebagai sutradara terbaik untuk kategori teater anak dan grup terbaik dalam 15th World Festival of Children’s Theatre di Jerman pada tahun 2018 lalu.
Bersama anaknya, R. Ni Soe, Jose Rizal mengelola Galeri Buku Bengkel Deklamasi. Menurut R Ni Soe, koleksi buku yang ada sebagian besar ditujukan bagi pegiat sastra, seni, budaya dan filsafat, buku-buku yang disimpan mayoritas adalah novel, prosa, dan puisi. Meski begitu, galeri buku ini terbuka bagi siapa saja, termasuk pengunjung yang hanya ingin membaca untuk sekadar mencari bahan tulisan.
Dari banyaknya buku yang tersedia, buku-buku karya WS Rendra, Chairil Anwar, Taufik Ismail, Pramoedya Ananta Toer, Soe Hoek Gie, Sutardjih Calzoum, dan Madilog karya Tan Malaka adalah yang paling diminati. Selain itu, buku-buku kesusastraan lama seperti Babad Tanah Jawa dan buku tentang era pendudukan kolonial di Batavia juga masih banyak peminatnya.
Menurut Ni Soe, koleksi buku masterpiece di Galeri Buku Bengkel Deklamasi tidak hanya diburu oleh akademisi tanah air, tapi juga dicari oleh para pencinta buku luar negeri. Mereka mengagumi galeri buku ini karena koleksi buku pengarang aslinya masih orisinal dan sulit dicari di toko buku atau perpustakaan lain.
Sejumlah penyair ternama seperti Sutardji Calzoum Bachri yang dijuluki sebagai Presiden Puisi Indonesia pun gemar mengunjungi Galeri Buku Bengkel Deklamasi untuk mencari literasi sastra.
Top photo credit: Instagram @uppkjtim