Bagi yang senang berkeliling kota Jakarta mungkin sudah tidak asing lagi dengan tempat satu ini. Passer Baroe atau yang lebih dikenal dengan Pasar Baru, merupakan pasar tertua peninggalan Belanda di Jakarta yang dibangun tahun 1820.
Sebelum dibuka, Pasar Baru merupakan tempat pedagang (pribumi) yang menjual hasil kebunnya. Tak hanya pribumi saja, pedagang kelontong keturunan Tionghoa pun ikut memadati pasar ini. Awal tahun 1825, Pasar Baru mulai disewakan dengan sistem los yang terdiri dari berbagai toko yang menawarkan harga pas.
Seolah memiliki daya tariknya tersendiri, Pasar Baru tetap berdiri di tengah gempuran pusat perbelanjaan modern dan mewah di Jakarta. Lantas, apa yang membuat masyarakat tetap setia mengunjungi Pasar Baru?
Berbagai merek lokal maupun Internasional di sini, terutama sandang, dibanderol dengan ‘harga pasar’. Anda bisa dengan mudah menemukan tekstil, jam tangan, sepatu, peralatan olahraga, pakaian dari berbagai merek ternama dengan harga yang lebih bersahabat di kantong. Di samping itu, lokasi Pasar Baru yang strategis, membuat kawasan ini mudah dijangkau, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun umum.
Secara garis besar, Pasar Baru terdiri dari enam kawasan utama, yakni Metro Pasar Baru, Metro Atom, Harco Pasar Baru, Pasar Baru, Istana Pasar Baru dan Pintu Air. Kawasan Metro Pasar Baru dipadati dengan pedagang yang menjajakan pakaian, perhiasan, arloji dan barang optik.
Tidak jauh berbeda dengan Metro Pasar Baru, lantai satu Metro Atom juga dipadati dengan toko pakaian, toko emas, toko kacamata, toko perlengkapan bayi hingga toko peralatan salon. Lantai dua Metro Atom dikenal sebagai pusat kamera, di sini Anda akan disuguhi dengan beragam barang elektronik terutama kamera yang dibanderol dengan harga miring. Khusus untuk kawasan Pintu Air dan Pasar Baru, Anda bisa menjumpai ragam kain tekstil dari India.
Bernostalgia di Pasar Baru pun bukan hanya berbelanja kebutuhan, namun juga wisata kuliner. Jika kebetulan Anda datang di siang hari, pastikan mampir ke Tropic Restaurant untuk menghilangkan dahaga dengan varian es krim yang menggugah selera, seperti stoberi, kopi atau green tea. Bagi penggemar daging merah, Anda juga bisa memanjakan lidah dengan berkunjung ke kedai Bakmi Ayam Soen Yoen di Gang Kelinci III.
Top photo source: https://www.wikipedia.org/