Berawal dari rasa cintanya terhadap kebudayaan Indonesia, minatnya terhadap tari tradisional dan latar belakang gelar S2 Arkeologi, Diah Kusumawardani Wijayanti membangun sebuah yayasan bernama Belantara Budaya Indonesia. Wanita yang akrab disapa Diah ini sangat mencintai tari tradisional sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak.
Yayasan Belantara Budaya Indonesia merupakan sebuah yayasan yang dibangun untuk melestarikan sejarah, budaya, dan pendidikan Indonesia. Melalui yayasan ini, Diah membangun sepuluh sekolah tari tradisional gratis yang tersebar di berbagai lokasi, khususnya di museum-museum bersejarah di Indonesia.
Di Jakarta, sekolah tari berada di Museum Nasional, Museum Kebangkitan Nasional, fX Sudirman, dan Prajawangsa City. Sedangkan di luar Jakarta, sekolah tari dapat ditemukan di Depok, Bogor, Bandung, Cirebon, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan kelas tari Belantara Budaya Indonesia, mereka bisa langsung mengunjungi lokasi tanpa membayar biaya apa pun.
Kelas tari di museum-museum di Jakarta umumnya dilakukan setiap hari Sabtu pukul 10.00 WIB. Sedangkan di fX Sudirman, kelas tari biasanya dimulai pukul 15.00 WIB tiap hari Sabtu. Sedangkan di luar Jakarta, kelas tari dilaksanakan tiap hari Minggu.
Terlepas dari rasa cintanya terhadap budaya Indonesia, Diah mengaku sempat ragu saat akan memulai kelas tari pertamanya. Diah mengira tidak akan ada yang tertarik datang. Tapi ternyata, baru awal dimulai, kelas tari Diah sudah didatangi 100 murid. Kini jumlah murid yang mengikuti kelas tari Belantara Budaya Indonesia sudah mencapai 1.700 orang.
Murid-murid yang mengikuti kegiatan tari di museum umumnya didominasi oleh anak-anak mulai usia tiga tahun. Namun kelas tari yang diadakan di fX Sudirman difokuskan untuk murid-murid remaja hingga dewasa. Alasan Diah membuka kelas tari di pusat perbelanjaan memang sengaja untuk menarik kaum milenial dan orang dewasa. Tak disangka, banyak yang tertarik. Peserta yang datang ke fX Sudirman berasal dari berbagai kalangan dan usia, ada yang sudah berumur 40 hingga 50 tahun, dengan profesi mulai dari karyawan hingga direktur.
Murid-murid didikan Diah tak hanya berkesempatan mendalami tari tradisional, tapi juga berkesempatan mendapatkan untung dari ketekunan dan kegigihannya. Mereka bisa tampil dan mendapatkan bayaran. Murid-murid yang sudah pandai dan mahir dalam menari banyak yang akhirnya jadi pengajar tari.
Belantara Budaya juga sudah sering unjuk kebolehan di kancah internasional. Tahun lalu, Yayasan yang sudah ada sejak tahun 2013 ini mendapatkan kesempatan tampil di salah satu ajang fashion paling bergengsi di dunia, New York Fashion Week. Melihat pertumbuhan pesat dari yayasan yang ia bangun, Diah berharap ke depannya Belantara Budaya dapat terus mendukung minat anak bangsa akan budaya Indonesia. Diah juga bercita-cita ingin memiliki sekolah tari gratis di semua museum di Indonesia.
Facebook: Belantara Budaya Indonesia