Para analis memprediksi bahwa dengan beberapa inovasi, Instagram nantinya akan dapat menjadi kekuatan utama di industri digital, bahkan mungkin membayangi Google dan Twitter dalam dua tahun mendatang, seperti yang dirilis oleh firma riset eMarketer.
Perubahan terbaru yang dilakukan Instagram terkait pemasangan iklan bertujuan untuk meraup lebih banyak surplus dari jutaan selfie yang diunggah setiap harinya. Masalahnya, apakah iklan tersebut akan menarik para pengguna Instagram? Mungkin tidak. Instagram sendiri telah lama menyadari hal ini dan menerapkan aturan yang ketat bagi pengiklan.
Pada model periklanan sebelumnya, Instagram dan pengiklan bekerja sama untuk menciptakan kampanye yang rapi dan memukau. Iklan-iklan tersebut ditujukan untuk branding. Artinya, mereka didesain hanya untuk menanamkan asosiasi positif terhadap perusahaan dan menciptakan awareness. Instagram mengaku bahwa iklan-iklan tersebut 2.8 kali lebih efektif dari iklan online lainnya.
Sekarang, iklan di Instagram akan dapat mengarahkan pengguna untuk mengunduh aplikasi, membeli produk, atau berlangganan newsletter. Tantangan bagi Instagram adalah bagaimana mempertahankan standar kualitas yang baik sekaligus memberikan ruang bagi pengiklan untuk berimprovisasi.