Photo by Fuad Najib on Unsplash
Siapa yang tak kenal Monas atau Monumen Nasional? Jika dilihat di peta, Monas berada tepat di tengah-tengah kota Jakarta, tepatnya di Lapangan Merdeka. Selain menjadi ikon bersejarah kebanggaan warga Jakarta, Monas ternyata juga menyimpan beberapa fakta menarik yang tak banyak orang tahu. Apa sajakah itu?
1. Didirikan 17 Agustus 1961
Bangunan dengan tinggi 132 meter itu dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat dalam merebut kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Di awal masa pembangunannya, yaitu 17 Agustus 1961, banyak pihak yang tak setuju karena dianggap akan menghabiskan banyak dana dan waktu, yaitu selama 14 tahun.
Meski diterpa berbagai tantangan, pembangunan Monas tetap berlanjut dan dibuka untuk umum oleh Presiden Soeharto pada 12 Juli 1975. Hingga kini Monas masih berdiri dengan gagahnya di tengah-tengah kota metropolitan. Monas pun masih menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi warga Jakarta dan sekitarnya, serta wisatawan dari luar kota dan wisatawan mancanegara.
2. Lambang Lingga dan Yoni
Bentuk Monas merupakan ide dari Presiden Soekarno yang sebenarnya melambangkan lingga dan yoni. Lingga adalah tiang tanda kelaki-lakian yang melambangkan kesuburan, sedangkan Yoni merupakan landasan obelisk yang melambangkan perempuan feminin. Bentuk monas juga sering disandingkan dengan alu dan lesung, untuk menumbuk padi.
Ukuran Monas sendiri melambangkan tanggal Kemerdekaan RI (17 Agustus 1945). Pelataran cawan dari dasar memiliki tinggi 17 meter. Sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah delapan meter (tiga meter di bawah tanah dan 5 meter tangga menuju dasar cawan). Dan luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter.
Photo by Uray Zulfikar on Unsplash
3. Sempat Berganti Nama
Sebelum bernama Monas, tugu ini sempat memiliki nama Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Setelah lima kali berganti nama, akhirnya dipilih nama Monumen Nasional alias Monas hingga saat ini.
4. Bentuk bangunan dan Lidah Api
Dasar bangunan Monas berada di kedalaman delapan meter dengan tinggi pelataran cawan dari dasar mencapai 17 meter. Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar berukuran 45 x 45 meter. Terdapat lift untuk membawa pengunjung ke puncak Monas di ketinggian 115 meter. Di puncak berukuran 11 x 11 ini pengunjung dapat menikmati pemandangan kota Jakarta yang cukup menawan dari ketinggian.
Di bagian atas, terdapat cawan yang menopang lampu perunggu dengan berat mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas seberat 35 kg. Bagian ini lah yanng disebut Lidah Api dengan ukuran 14 meter dan diameter enam meter yang terdiri dari 77 bagian yang disatukan.
5. Penyumbang Emas Monas
Seperti yang diketahui, bagian puncak Monas dilapisi emas. Tapi tahukah Anda siapa orang di balik kehadiran emas tersebut? Salah satunya adalah seorang saudagar kaya bernama Teuku Markam dari Aceh yang menyumbang 28 kg emas untuk melapisi Lidah Api. Total berat emas pada Lidah Api adalah 35 kg. Namun, tepat pada ulang tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke-50, berat lapisan emas pada Lidah Api ditambah menjadi 50 kg.
Tags