ID | EN

3 Hal Menarik di Balik Rumah Si Pitung

Rumah Si Pitung Berada di Kawasan Marunda

Sebagian besar warga Jakarta pastinya mengenal tokoh legenda asli Betawi, Si Pitung. Pendekar yang jago pencak silat ini merupakan sosok yang memiliki jiwa sosial tinggi, membela golongan yang selalu ditindas. Maka tak heran jika ia dijuluki sebagai “Robin Hood dari Betawi”.

Kampung Marunda Pulo menjadi tempat singgah terakhir Pitung setelah melanglang buana melawan Belanda. Di kawasan inilah, terdapat rumah panggung yang kini dikenal sebagai Rumah Si Pitung. Berikut fakta mengenai Rumah Si Pitung dan sejarah yang ada di baliknya.

1. Pemilik Asli Rumah Si Pitung adalah Haji Syaifuddin
Pitung sebenarnya lahir di kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat. Pemilik asli rumah di kawasan Marunda itu adalah seorang pedagang kaya bernama Haji Syaifuddin. Cerita ini memiliki dua versi. Ada yang mengatakan rumah sang juragan ini dirampok pada tahun 1883 lalu diakui menjadi milik Pitung. Versi lainnya menyebutkan bahwa Syaifuddin dan Pitung melakukan kesepakatan atas kepemilikan rumah ini. Karena seringnya Pitung singgah di rumah ini, maka disebutlah sebagai Rumah Si Pitung.

2. Masjid Al Alam atau Masjid Si Pitung
Selama dipenjara, Pitung sering mengirim surat yang ditujukan kepada pengurus Masjid Al Alam Marunda. Masjid ini sudah ada sejak tahun 1600-an dan konon sering digunakan  Pitung untuk mengaji dan berlatih silat hingga akhirnya masjid ini dijuluki sebagai Masjid Si Pitung.

Photo Source: http://mapio.net/

Masjid Al Alam memiliki arsitektur mirip dengan masjid di Demak namun ukurannya lebih kecil. Ada yang mengatakan bahwa masjid ini didirikan oleh Walisongo.

3. Ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya
Rumah yang berdiri di atas total lahan seluas 700 hektar ini ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) berdasarkan Perda DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 1999, di bawah naungan Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta Dinas Pariwisata dan Budaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Agar tak terkikis oleh zaman, Rumah Si Pitung sudah beberapa kali direnovasi terutama pada bagian fondasinya. Kondisi bangunan tidak lagi orisinil hanya saja secara model masih sama. Benda-benda yang dipamerkan adalah replika, karena yang aslinya sudah termakan usia.  

Berkunjung ke bangunan bersejarah ini cukup mudah, Anda tinggal mengikuti petunjuk jalan menuju kawasan Rumah Susun Marunda. Letaknya tak jauh dari sana. Wisata ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB, kecuali hari Senin.

Scroll To Top