Mungkin belum banyak yang tahu jika di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) terdapat sebuah museum yang memamerkan benda-benda budaya khas suku Asmat, Papua. Adalah Museum Asmat TMII. Museum seluas 6.500 m² ini berada di dalam kompleks Taman Bunga Keong Emas, TMII, Jakarta Timur. Museum Asmat dibangun pada 20 Februari 1986 dan diresmikan pada 20 April 1986 oleh Ibu Tien Suharto (istri presiden kedua Republik Indonesia).
Bentuk luar bangunan ini meniru Rumah Kariwari, rumah pemujaan suku Tobati – Enggros yang merupakan penduduk asli di tepi Danau Sentani, Papua, namun dengan interior modern. Di dalamnya terdapat tiga ruangan utama pameran tetap dan dua bangunan penghubung yang berbentuk segi delapan. Atap museum menggunakan tutup daun rumbia berbentuk kerucut setinggi 25 meter. Di sudut-sudut bangunan juga terdapat berbagai hiasan khas Asmat yang didominasi warna merah, putih, dan hitam.
Benda-benda budaya Asmat yang dipajang disusun berdasarkan tema. Bangunan pertama bertemakan Manusia dan Lingkungannya. Di dalamnya terdapat pakaian adat dan perhiasan khas suku Asmat, perahu kendaraan roh leluhur (wuramon), diorama, patung leluhur (mbis pole), dan berbagai lambang gejala kehidupan.
Sementara, di bangunan kedua menampilkan tema Manusia dan Kebudayaannya di mana di dalamnya berisi senjata tradisional Asmat, peralatan membuat sagu, peralatan berburu, benda-benda kebudayaan dan upacara, tifa, fu (alat musik tiup bambu), dan si (kapak batu).
Bangunan ketiga memiliki tema Manusia dan Hasil Kreativitasnya, memamerkan hasil karya kreatif seni kontemporer suku Asmat yang dikembangkan berdasarkan pola tradisional suku Asmat. Selain memamerkan benda-benda khas Suku Asmat, bangunan museum juga dapat digunakan untuk kegiatan lain. Untuk bisa masuk ke dalam Museum Asmat, pengunjung cukup membayar Rp 10.000. Tarif tersebut sudah termasuk tiket masuk Taman Bunga Keong Emas.