Sedang merasa suntuk di kantor? Ingin menikmati kopi tapi bosan dengan kopi yang ada? Mengapa tidak memanggil komunitas Ngopi di Kantor saja? Kelompok barista alias peracik kopi itu akan menyuguhkan kopi hangat dan nikmat untuk Anda dan teman-teman kantor Anda. Tak hanya meracik kopi, para karyawan kantoran yang ikut pun bebas berinteraksi dengan barista.
‘jemput bola’ menjadi konsep komunitas ini. Bagi mereka, menikmati kopi tidak melulu mendatangi kafe atau kedai kopi. Ngopi di kantor pun bisa menjadi momen yang tak kalah menyenangkan. Menurut salah satu anggota, Komunitas Ngopi di Kantor juga berkomitmen untuk mengangkat eksistensi kopi Nusantara.
Namun, jangan harap komunitas ini bisa Anda temui di ajang yang ramai, seperti pameran ataupun bazar makanan yang biasanya sekadar berkonsep menjual seduhan kopi, tanpa terbangun komunikasi antara barista dan penikmat kopi.
Meski sudah malang melintang dalam urusan meracik kopi, namun mereka masih menganggap komunitas ini hanyalah barista amatiran, karena pengetahuan dan keterampilan meracik kopi yang mereka tahu diperoleh dari telinga ke telinga dan menonton tutorialnya dari YouTube.
Setidaknya sudah dua tahun Komunitas #Ngopidikantor berdiri. Ternyata komunitas ini bukan hanya menjadi gerakan cinta kopi dari kantor ke kantor. Tak sedikit kalangan artis ibu kota, bahkan duta besar, turut menikmati seduhan racikan kopi mereka. Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia yang berkantor di Jakarta pun pernah mengundang mereka untuk meracik kopi.
Komunitas ini memiliki prinsip di mana kopi pada dasarnya memang pas prosesnya, mulai dari penanaman, masa panen, hingga roasting, akan tetap mengeluarkan aroma kenikmatan yang pas begitu disuguhkan. Dan barista sebenarnya hanya memberikan sentuhan akhir dalam prosesnya.
Proses peracikan dimulai dengan penggunaan grinder (gilingan kopi) secara tepat tingkat kehalusannya. Lalu menggunakan alat seduh manual, seperti kalita, aeropress, V60, frenchpress, syphon, dan mokapot. Sementara alat pendukungnya terdiri dari timbangan elektrik, ketel leher angsa (karena aliran air panasnya mudah diatur sewaktu dituangkan ke dalam cangkir), filter kertas, termometer, dan server (wadah penyaji).
Cara tersebut sedikit berbeda dengan yang biasa dilakukan oleh barista kafe di mana biasanya membutuhkan portafilter (wadah kopi giling untuk dipasang pada mesin espresso), tamper (alat pemadat gilingan kopi), termometer, dan stopwatch. Biasanya, alat-alat ini hanya dipakai oleh kalangan barista profesional yang biasa ditemukan di coffee shop unggulan.
Ngopi di kantor? Kenapa tidak?