Batik merupakan salah satu identitas bangsa dan telah diakui sebagai budaya warisan dunia. Batik pun tak terbatas hanya untuk pakaian saja. Dengan kreativitas tinggi, batik pun dapat melahirkan destinasi wisata yang mengagumkan, salah satunya adalah Kampung Batik Kembang Mayang yang berada di Jalan Mayang, Larangan Selatan, Tangerang.
Keterampilan warga, terutama kaum Ibu dalam membatik, mereka tuangkan dalam bentuk mural di tiap tembok rumah warga. Kampung ini pun terlihat menarik dan berubah menjadi wisata lokal.
Ide terbentuknya Kampung Batik Kembang Mayang bermula saat warga di kampung tersebut menjalankan program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan membenahi lingkungan. Lalu tercetus ide setiap tembok rumah dicat warna-warni, tapi cara seperti itu sudah banyak dilakukan kampung lain. Akhirnya, sang Ketua RW pun mengajak warganya untuk mengecat tiap tembok rumah dengan motif batik, dan disetujui semua warga.
Berkat idenya, Jalan Mayang pun mendadak viral di kawasan Larangan Selatan. Banyak warga sekitar maupun dari luar yang datang untuk berswafoto di sini. Rencananya oleh dinas pariwisata setempat, pemukiman tersebut akan didapuk sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Tangerang.
Sementara itu, salah seorang warga menjelaskan, gambar seni mural yang diterapkan awalnya mengadopsi corak batik yang umum. Tetapi setelah berkonsultasi dengan warga, akhirnya mereka menetapkan corak khusus, yakni Kembang Mayang sesuai dengan nama kampung mereka. Konsep kampung batik sendiri diadopsi dari kampung batik yang sudah ada lebih dulu, yakni Kampung Batik Pal Batu di Jakarta Selatan.
Keterampilan warga dalam membatik tidak lahir begitu saja. Cikal bakalnya terdapat tempat pelatihan membatik di Posyandu kawasan pemukisan tersebut. Baik remaja maupun ibu-ibu mulai belajar cara membatik. Mulai dari proses canting, hingga merebus kain batik. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Rabu dan Jumat. Batik yang digarap adalah jenis batik tulis dan cap, sehingga dinamakan Batik Kembang Mayang.