Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) akan segera dibuka untuk publik pada November 2017 mendatang. Pembukaan museum bertepatan dengan Jakarta Biennale pada 4 November 2017.
Awalnya Museum MACAN akan dibuka pada Maret 2017, namun diundur menjadi bulan November 2017 karena beberapa alasan. Salah satunya adalah penyesuaian jadwal konstruksi gedung serba guna.
Sebelum pembukaannya bulan depan, Museum MACAN meluncurkan acara MACAN First Sight, serangkaian pop-up performance dan kuliah akhir pekan yang sudah dimulai sejak bulan Maret 2017.
Art Turns. World Turns. Exploring the Collection of Museum MACAN akan mengisi keseluruhan ruang eksibisi di museum ini.
Menempati lahan seluas 4.000 m², Museum MACAN mencakup ruang galeri seluas 2.000 m², taman patung indoor seluas 500 m², dan sebagian area khusus publik.
Eksibisi ini dipisahkan menjadi empat bagian tematis yang menghubungkan karya seni rupa setiap periode dengan gerakan sosial dan politik yang relevan (diberi judul Land, Home, People; Independence and After; Struggles around the Form; dan The Global Soup).
Selain itu, eksibisi ini juga mencakup karya-karya signifikan berbagai gerakan terkemuka di seluruh Indonesia dan luar negeri, termasuk Pop Art dari Amerika dan Eropa, Political Pop dan Cynical Realism dari Cina, Superflat dan Mona-ha dari Jepang, dan Dansaekhwa dari Korea.
Banyak karya Indonesia yang ditampilkan belum pernah dipamerkan secara publik termasuk karya Sudjana Kerton, Miguel Covarrubias, Trubus Soedarsono, dan Nashar.
Tidak hanya itu, ada juga sejumlah karya-karya seniman internasional yang belum pernah ditampilkan di Indonesia, termasuk karya Robert Rauschenberg, Park Seo-Bo, Mark Rothko, Gerhard Richter, Damien Hirst, dan Yukinori Yanagi.
Art Turns. World Turns. Exploring the Collection of Museum MACAN mengambil pendekatan koleksi museum dari perspektif sejarah.